Menu

Rabu, 24 Oktober 2012

Penyebab Dan Pencegahan Penyusutan Otak



Tahukah Anda bahwa otak manusia akan mengalami penyusutan seiring dengan bertambahnya usia? Diperkirakan, setelah berumur 60 tahun ada penyusutan di otak sebesar 0,5-1 persen setiap tahunnya Dampak yang jelas terlihat akibat penyusutan otak ini adalah mulai berkurangnya daya ingat dan sering lupa atau demensia."Jadi, jangan heran kalau orang yang usia lanjut sudah mulai merasakan sering lupa. Itu wajar dan merupakan bagian dari poses penuaan," kata Raul Sibarani, spesialis saraf, dalam seminar awam tentang demensia di MRCCC Siloam, Jakarta, Sabtu, (14/5/2011).Menurut Raul, bagian otak yang lebih awal mengalami penyusutan adalah hipokampus. Bagian otak ini berperan merekam rangsangan-rangsangan dari luar untuk bisa masuk atau direkam dalam otak.
Hipokampus merupakan bagian dari sistem limbik dan berperan pada kegiatan mengingat (memori) dan navigasi ruangan. Istilah hipokampus diturunkan dari bentuknya pada potongan koronal yang menyerupai kuda laut.Pada pasien yang mengalami demensia Alzheimer, kata Raul, hipokampus menjadi bagian otak yang pertama kali mengalami kerusakan. Pada penderita Alzheimer, proses berkembangnya kerusakan pada sel-sel otak di hipokampus bukanlah bagian normal dari penuaan.
"Kesulitan mengingat dan kehilangan orientasi menjadi gejala utamanya," katanya.Selain karena kerusakan hipokampus, demensia Alzheimer dapat juga disebabkan terganggunya sel saraf yang disebut sinaps. Sinaps adalah hubungan antara sel saraf yang satu dan yang lain, atau komunikasi sel saraf satu dengan yang lain.Raul menjelaskan, seseorang yang sel sarafnya bagus, tetapi kalau sinapsnya terganggu, otomatis akan terganggu pula proses berpikirnya. "Jadi, demensia Alzheimer itu sebetulnya yang terganggu adalah sel saraf yang satu dengan yang lain," ujarnya.
Pada pasien Alzheimer, kerusakan sinaps disebabkan oleh adanya suatu enzim yang menyebabkan adanya penumpukan plak-plak di otak. "Jangan heran kalau otak penderita Alzheimer itu diotopsi, dibuka ternyata ada plak-plak, seperti item-item. Itu menandakan terjadi kerusakan," pungkasnya
"Pencegahan
Penelitian baru tentang pengecilan otak pada usia lanjut menunjukkan bahwa olahraga mungkin lebih bermanfaat dibandingkan kegiatan yang merangsang secara mental dan sosial.

Tim peneliti Universitas Edinburgh, Skotlandia, Inggris menyampaikan kesimpulan itu setelah melakukan penelitian terhadap 638 orang yang berusia 70-an tahun.Mereka memindai otak peserta penelitian dengan menggunakan MRI (Magnetic Resonance Imaging) untuk mengetahui perubahan struktural pada otak.Hasil pemindaian menunjukkan bahwa mereka yang aktif secara fisik mengalami pengecilan otak lebih sedikit.Selain menjaga bagian korteks otak besar -bagian dari pusat pikir, olahraga juga bisa membantu mengurangi kerusakan pada ganglia dasar.

Para ilmuwan mengatakan olahraga yang diperlukan tidak harus kegiatan yang berat, tetapi cukup berjalan kaki beberapa kali seminggu.Menurut ilmuwan, dengan berolahraga maka aliran darah ke otak meningkat sehingga pasok oksigen dan nutrisi tercukupi.

Sebagai perbandingan, tim ilmuwan meneliti mereka yang melakukan latihan mental seperti mengerjakan teka-teki dan bermain catur. Hasil aktivitas tersebut minim.

Hasil penelitianilmuwanUniversitas Edinburgh diterbitkan di jurnal Neurology.
http://health.kompas.com

0 komentar :

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...