Saat membicarakan hal-hal berbau seks, keingintahuan setiap orang sangatlah tinggi. Sayangnya hal ini tidak diimbangi dengan pengetahuan yang memadai tentang seks.
Seorang peneliti dari AS bernama Alfred Kinsey mulai menyadari kondisi ini pada tahun 1940-an ketika meneliti tentang praktik dan perilaku seksual orang Amerika (melibatkan 18.000 responden). Pada saat itu, isu seksual tidak pernah didiskusikan secara terbuka di depan publik seperti halnya saat ini.
Dari studi tersebut, Kinsey menelurkan buku berjudul Sexual Behavior in the Human Male (1948) dan Sexual Behavior in the Human Female (1953). Hebatnya, kedua buku itu berhasil mendorong berbagai diskusi tentang seksualitas manusia secara lebih terbuka dan jujur.
Meski begitu, orang-orang masih saja enggan mengutarakan pertanyaan-pertanyaan tentang seks itu kepada dokter, teman atau bahkan pasangannya sendiri. Untuk lebih jelasnya, ini dia 10 pertanyaan penting tentang seks yang takut diutarakan orang seperti dilansir dari howstuffworks, Senin (3/9/2012) berikut ini.
1. Apakah Anda mempraktikkan seks aman?
Pertanyaan ini hanya dapat diajukan pada calon pasangan karena Anda takkan tahu apakah calon pasangan pernah berhubungan dengan orang lain sebelum akhirnya menjalin hubungan dengan Anda atau tidak. Yang terpenting disini adalah perlindungan dengan kondom dan dental dam yang digunakan saat melakukan hubungan seksual.
Hal ini karena seks yang tak aman atau tidak menggunakan pelindung merupakan faktor risiko utama dari sejumlah penyakit menular seksual seperti infeksi HIV/AIDS dan chlamidya. Tapi sama pentingnya dengan menanyakan praktik seks pasangan Anda, Anda sendiri juga harus mempraktikkan seks aman.
2. Pernahkah Anda menjalani tes PMS?
Mungkin Anda merasa tak nyaman ketika menanyakannya pada pasangan. Tapi hal ini harus ditanyakan daripada nantinya Anda terkena gejala PMS (penyakit menular seksual). Anda harus ingat bahwa PMS tak memunculkan gejala-gejalanya saat itu juga.
Tes ini juga berlaku pada Anda, terutama jika Anda sangat aktif bercinta atau pernah melakukan seks tak aman di masa lalu. Tesnya sangat mudah diperoleh di berbagai klinik, tapi Anda sendiri yang harus mencarinya karena tak semua tes PMS bersifat inklusif, tergantung pada kondisi masing-masing pasien.
3. Apakah penurunan gairah seksual dianggap normal pasca menikah?
Pasangan yang gairah seksualnya menurun setelah menikah itu normal-normal saja. Para pakar pun mengatakan bahwa gairah seksual akan menurun seiring dengan bertambahnya usia pasangan.
Kinsey Institute melaporkan bahwa separuh pasangan mengaku tak lagi bercinta setelah berusia 65 tahun tapi frekuensi seksnya masih cukup rutin dan mengindikasikan pernikahan yang sehat. Menariknya, frekuensi (atau kecenderungan) pasangan untuk berselingkuh juga menurun sejalan dengan usia. Sejumlah survei juga menunjukkan bahwa meski gairah seksualnya menurun, pasangan menikah melakukan lebih banyak seks saat mencapai usia 70-an ke atas dengan frekuensi rata-rata 16 kali pertahunnya.
Kalaupun Anda mulai merasakan penurunan gairah, cobalah membuat seks terjadwal atau variasikan dengan lokasi atau posisi baru yang belum pernah dicoba kedua pasangan.
4. Perlukah saya khawatir dengan kebiasaan pornonya?
Sangat normal jika orang dewasa menonton pornografi dan banyak pasangan bahagia yang mencoba menontonnya bersama lalu mempraktikannya. Jika Anda menemukan kebiasaan itu, pastikan saja pasangan tidak menggunakan materi pornografi yang ilegal atau menggunakan foto dan video seks ekstrim karena hal itu bisa menjadi indikator kecenderungan penyimpangan seksual.
Yang perlu Anda amati adalah tingkat kecanduan pasangan, terutama jika si dia cenderung menghabiskan begitu banyak waktu untuk menonton video porno hingga mengganggu pekerjaan dan rumah tangganya. Lebih parah lagi jika pornografi itu telah menggantikan seks dalam hubungan Anda maka Anda dan pasangan harus berkonsultasi dengan konselor pernikahan atau terapis seks.
5. Mengapa penetrasi itu menyakitkan?
Jika hubungan seksual itu tidak terasa nyaman bagi Anda maka jangan khawatir karena 30 persen wanita mengaku kesakitan ketika berhubungan seksual, terutama saat penetrasi. Meski begitu, isu ini jarang ditanyakan pada dokter, tapi bagi 10 persen wanita rasa sakit ini dikatakan kronis. Tapi jika rasa sakit ini muncul (apalagi jika sampai pendarahan) maka Anda harus mendiskusikannya dengan dokter, dokter spesialis ginekologi atau urologi sesegara mungkin.
Ada banyak penyebab munculnya rasa sakit saat penetrasi, diantaranya lubrikasi yang kurang memadai; infeksi bakteri atau jamur; endometriosis (tumbuhnya lapisan rahim ke bagian tubuh lain) dan peradangan pada saluran kandung kemih atau dinding vagina.
Meski Anda juga harus berkonsultasi dengan dokter, Anda dapat mengambil beberapa langkah untuk mencegah nyeri saat penetrasi yaitu:
- memperbanyak foreplay
- menggunakan pelumas
- menghindari douching (membilas vagina dengan menyemprotkan air atau cairan lain seperti cuka dan baking soda)
- tidak berhubungan seksual jika Anda tak mau
- tidak melakukan seks anal jika Anda tak berkenan
- tidak menggunakan mainan seks apapun jika Anda tak ingin
- mencari posisi seks yang membuat Anda merasa nyaman
6. Apakah saya bisa bercinta saat hamil?
Bercinta saat hamil itu aman, terutama jika kondisi kehamilannya luput dari masalah. Sebaliknya, jika muncul masalah seperti pendarahan atau kebocoran, tahan keinginan Anda untuk bercinta sampai Anda mengkonsultasikannya dengan dokter.
Satu-satunya kekhawatiran terbesar dari seks saat hamil adalah seks dapat menyebabkan keguguran, tapi hal ini hanya akan terjadi jika si calon ibu dan bayinya memang tidak sehat. Seks juga tidak memicu kelahiran prematur.
Yang perlu diwaspadai adalah oral seks saat hamil karena jika hal itu dilakukan pasangan akan membuat vagina Anda kemasukan udara sehingga menyebabkan emboli udara yang fatal baik bagi janin maupun ibunya. Selain itu, jangan lakukan seks anal karena jenis seks ini dapat menyebarkan bakteri dari anus ke vagina.
7. Bagaimana cara wanita mencapai orgasme?
Banyak wanita yang mengaku jarang mencapai orgasme atau tak pernah merasakan orgasme sama sekali. Padahal seorang wanita dapat mencapai orgasme melalui rangsangan pada klitoris, vagina ataupun keduanya dan masturbasi.
Kalau wanita tak bisa orgasme, biasanya penyebabnya adalah stres. Oleh karena itu untuk mengatasinya, bisa dilakukan dengan mempraktikkan teknik-teknik relaksasi.
8. Apakah ukuran penis itu penting?
Sejak remaja, sebagian besar pria bertanya-tanya apakah penisnya sesuai dengan standar atau tidak. Tapi sebenarnya panjang penis yang disukai banyak wanita hanyalah 13 cm atau 1 cm lebih kecil daripada rata-rata panjang penis pria.
Penis yang terlalu besar justru menimbulkan ketidaknyamanan atau gangguan teknis saat berhubungan seksual. Sebaliknya, jika terlalu kecil maka dikhawatirkan hal itu takkan memuaskan pasangannya namun masalah semacam ini masih dapat diatasi dengan kelihaian teknik pasangan untuk memuaskan satu sama lain. Bisa juga dengan mempelajari Kama Sutra atau panduan seks lainnya.
9. Apa yang terjadi jika ejakulasi pria tertunda?
Ejakulasi yang tertunda merupakan hal biasa bagi para pria tapi sangat ingin mereka hindari. Pria yang mengalami kondisi ini cenderung tak pernah atau sangat jarang mencapai orgasme. Jika tidak, mereka butuh waktu satu jam atau lebih untuk mendapatkannya. Kalaupun bisa, ejakulasinya sebentar atau tak ada ejakulasi sama sekali hingga pasangannya harus segera diberi aspirin.
Penyebabnya bisa karena masalah fisik seperti diabetes, gangguan pembuluh darah dan kerusakan pembuluh darah ataupun faktor psikologis. Konsumsi alkohol yang tinggi, pemakaian obat-obatan tertentu seperti antidepresan juga dapat berperan. Yang jelas, jika kondisi ini terjadi berulang-ulang, segera hubungi dokter Anda.
Jika dokter tak menemukan penyebab fisiknya mungkin masalahnya ada pada kondisi psikologis Anda. Temui psikologis atau terapis seks untuk mengatasi perasaan bersalah, stres, trauma dan rasa cemas berlebihan yang dapat mempengaruhi fisik serta performa seksual Anda.
10. Mengapa saya ejakulasi terlalu cepat?
Ejakulasi prematur didefinisikan sebagai ejakulasi yang terjadi sebelum si pasangan siap menerimanya dan kondisi ini terjadi pada 1 dari 3 pria selama seumur hidupnya. Hal ini dapat disebabkan oleh rangsangan yang minim sebelum atau setelah penetrasi.
Ejakulasi prematur bisa berasal dari faktor biologis atau psikologis seperti trauma yang berkaitan dengan seks, rasa bersalah, takut hamil atau cemas akan performa seksualnya sendiri. Ketidakseimbangan hormon, jumlah neurotransmiter yang berlebihan, gangguan tiroid dan gangguan genetis juga dapat merusak kehidupan seks Anda.
Satu trik yang bisa digunakan adalah cobalah memeras ujung penis selama beberapa detik ketika Anda merasa akan segera mencapai klimaks, lalu tunggu hingga 30 detik dan lanjutkan aksi penetrasi Anda. Ulangi sebanyak yang Anda inginkan. Beberapa jenis krim dapat mengurangi sensasi yang berujung pada ejakulasi prematur. Ada juga obat antidepresan yang dapat memperlambat ejakulasi.http://health.detik.com
0 komentar :
Posting Komentar